Menghadapi Quarter Life Crisis
Pernah denger quarter life crisis nga? Merasa nga nyaman dengan kehidupan yang selama ini dialami. "eh, temen yang dulunya cupu, sekarang uda jadi manager aja" itu salah satu contoh ketika temen membuat story di salah satu media social. Hilangnya fokus terhadap hidup yang kita alami selama ini hanya gara - gara melihat hal - hal yang nga enak dimata dan turun ke hati *ciyee
Butuh Aqua Mas
Ketika kecil dulu kita nggak sabar buat segera menjadi remaja. Setelah menginjak usia remaja, banyak di antara kita yang juga nggak sabar buat segera menjadi dewasa. Tapi setelah memasuki semester akhir kuliah, lulus, mendapat pekerjaan pertama, dan mulai merasakan tantangan kehidupan nyata, we started to feel lost. Kita mulai khawatir hidup ini mau dibawa ke mana, terus-terusan bertanya apakah kita telah membuat pilihan yang benar, dan kenapa hubungan kita dengan orang-orang terdekat rasanya berubah, kalo kamu berusia 20an dan merasa relate dengan kegalauan ini, mungkin kamu lagi mengalami apa yang disebut sebagai quarter life crisis!
quarter life crisis atau krisis dewasa muda adalah masa di mana kita yang berada di usia 20-30an mengalami fase galau akan kehidupan karena baru aja memasuki ‘dunia nyata’ (the real world). Dilema yang bercampur dengan rasa cemas ini nggak jarang membuat kita stres, bahkan rasanya ingin kabur aja dari hidup yang lagi kita jalani sekarang.
Sedikit Tips Untuk Menghadapi Quarter Life Crisis
1. BERHENTI MEMBANDING-BANDINGKAN DIRI
Membanding-bandingkan diri dengan orang lain, terutama dengan temen sebaya, emang seringkali nggak bisa dihindari di usia segini berhubung selama ini kita udah terlalu terbiasa melangkah bersama. Kita masuk SD, SMP, SMA bareng, naik kelas bareng, lulus Ujian Nasional (UN) bareng, masuk kuliah bareng, dan mencapai titik-titik awal kehidupan lainnya bareng. Baru deh di bangku akhir perkuliahan kita mulai melihat gimana beberapa temen wisuda duluan, dapet kerja duluan, naik pangkat duluan, punya rumah duluan, nikah duluan, dst.
manusiawi kok kalo kita merasa iri dengan pencapaian orang-orang di sekitar kita. Tapi kalo dipikir-pikir lagi, sebenernya apa sih yang kita dapet dari membanding-bandingkan diri dengan orang lain? Adanya kita malah bakal merasa minder, gagal, tertinggal, dsb yang nggak ada baiknya juga buat kita, ya nggak? So, stop comparing yourself to others kalo kebiasaan ini lebih membuat kita terintimidasi daripada termotivasi. Percaya deh kalo semua orang punya zona waktunya masing-masing karena tiap orang berjalan di jalur yang berbeda.
2. KONTROL EKSPEKTASI
Waktu kecil dulu kita semua pasti pernah membayangkan soal gimana kehidupan kita setelah dewasa nanti. Namun dengan bertambahnya usia, kita pun mulai menyadari kalo menjadi dewasa ternyata nggak mudah dan masa depan ternyata nggak seindah imajinasi kita. Misalnya aja, pekerjaan yang selama ini kita cita-citakan ternyata nggak membuat kita bahagia setelah dijalani atau hal yang selama ini kita anggap sebagai passion ternyata nggak cukup buat membantu kita bertahan hidup.
Well, kenyataan emang nggak jarang bertentangan dengan harapan dan karenanya membuat kita kecewa, bahkan putus asa. Makanya terkadang kita perlu mengontrol ekspektasi. Nggak ada salahnya kok bermimpi besar, tapi kita juga harus siap menerima kenyataan apapun yang bakal kita hadapi kedepannya. Hope for the best, prepare for the worst, and expect nothing. Dengan gini kita nggak bakal merasa kecewa ketika sesuatu nggak berjalan sesuai dengan keinginan kita. Atau kalaupun kita merasa kecewa, kita nggak bakal terlalu lama berlarut-larut di dalamnya.
3. DON’T BE TOO HARD ON YOURSELF
Kegagalan nggak bisa dihindari dalam hidup, apalagi mengingat gimana kita masih berada di dalam fase trial and error. So, don’t be too hard on yourself karena nggak ada satupun orang di dunia ini yang nggak pernah merasakan kegagalan. Atau kalau mau dilihat secara positif, there is no such things as failure, only learning experiences.
Intinya sih santai aja guys.. nggak perlu terburu-buru mengejar pencapaian dalam hidup, biarkan diri kita melakukan kesalahan dan belajar darinya. Belajar juga memaafkan diri sendiri dan jangan pernah menyesali apa yang udah terjadi.
"Pada akhirnya, biarkan mengalir dan nikmati perjalanan kalian!"
Komentar
Posting Komentar